ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI


  •  ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI


Organ Reproduksi Dalam
Organ reproduksi dalam pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran dan kelenjar asesoris.
Testis
  • Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum).
  • Testis berjumlah sepasang (testes = jamak).
  • Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan.
  • Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos.
  • Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.

Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.

Epididimis
  • Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis.
  • Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri.
  •  Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.

Vas deferens
  • Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis.
  • Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat.
  • Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
Saluran ejakulasi
  • Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.

Uretra
  • Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis.
  • Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.

Kelenjar Asesoris
  • Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris.
  • Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma.
  • Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.
Vesikula seminalis
  • Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih.
  •  Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
Kelenjar prostat
  • Kelenjar melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih.
  • Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
Kelenjar Cowper
  • Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra.
  • Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).

Organ Reproduksi Luar
  • Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.

Penis
  • Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. 
  • Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. 
  • Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra.
  • Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).

Skrotum
  • Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis.
  •  Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri.
  •  Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur.
  • Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster.
  • Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil.
  • Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.


Spermatogenesis
  • Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus.
  • Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentu sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.
  • Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis.
  • Pada tahap pertama spermatogenesis, spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A.
  • Spermatogenia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B.
  • Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid.
  • Setelah melewati beberapa minggu, setiap spermatosit primer membelah secara meiosis membentuk dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid.
  •  Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis membentuk empat buah spermatid.
  • Spermatid merupakan calon sperma yang belum memiliki ekor dan bersifat haploid (n atau mengandung 23 kromosom yang tidak berpasangan).
  • Setiap spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa (sperma).
  •  Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi.
  • Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
  • Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma.
  • Pada bagian membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom.
  • Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.
  • Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma.
  • Badan sperma banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma.
  • Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki fungsi khusus untuk menyediakan makanan dan mengatur proses spermatogenesis.


Hormon pada Pria
  • Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
Testoteron
  • Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus.
  • Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
LH (Luteinizing Hormone)
  • LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
  • FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli.
  • Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
Estrogen
  • Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH.
  •  Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus.
  • Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
Hormon Pertumbuhan
  • Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis.
  • Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria


Hipogonadisme
  • Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron.
  •  Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan.
  •  Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
Kriptorkidisme
  • Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi.
  • Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron.
  • Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
Uretritis
  • Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil.
  • Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
Prostatitis
  • Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.
Epididimitis
  • Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria.
  •  Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
Orkitis
  • Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

ORGAN REPRODUKSI WANITA


ORGAN REPRODUKSI WANITA

  1. Vagina merupakan jaringan otot, sangat elastis, berupa saluran dari vestibula sampai pada uterus. 
  • Vagina adalah tempat penetrasi penis pada saat senggama, dan tempat keluarnya janin
  • Kelenjar Bartholin  : Kelenjar ini memproduksi cairan seperti lendir saat adanya rangsangan seksual yang memberikan lubrikasi atau pelumasan pada vagina.
  • Serviks (leher rahim) adalah bagian bawah dari uterus yang menonjol keluar ke arah vagina, mempunyai bibir yang menjadi jalan keluar darah menstruasi dari uterus dan tempat masuknya sperma ke dalam uterus.
  • Uterus (rahim) adalah sebuah organ berongga dan penuh dengan jaringan otot, berdinding tebal, berbentuk seperti buah pir, berada di antara kandung kencing dan rektum.
  • Merupakan tempat di mana tertanam dan berkembangnya ovum (sel telur) yang sudah dibuahi, lokasi di mana janin berkembang selama masa kehamilan.
  • Tuba fallopii (saluran telur) adalah sepasang saluran atau pipa yang memanjang dari uterus bagian atas menuju ovarium, Fungsi : Sebagai tempat terjadinya pembuahan.
  • Ovarium (indung telur) adalah dua organ, berlokasi di dekat ujung tuba fallopii.
  • Berfungsi menghasilkan ovum (sel telur) yang dikeluarkan setiap bulannya mulai dari pubertas hingga menopouse.
  • Ovulasi Yaitu Proses pelepasan ovum dari ovarium.
  • Menstruasi Yaitu : Keluarnya ovum yang tidak dibuahi bersama luruhnya pembuluh darah yang ada pada dinding rahim.
  • Menepouse Yaitu : Masa dimana seorang wanita sudah tidak mengalami menstruasi lagi. / Henti Haid.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

KELANGSUNGAN HIDUP ORGANISME


KELANGSUNGAN HIDUP ORGANISME

Kelangsungan hidup organisme didukung atau dipengaruhi oleh 3 peristiwa yaitu
  1. adaptasi,
  2. seleksi alam,
  3. perkembangbiakan
  • Adaptasi merupakan penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungan.
  • Seleksi alam merupakan kemampuan alam untuk menyeleksi organisme yang ada di dalamnya. Dengan beradaptasi makhluk hidup yang mampu bertahan akan berlangsung hidupnya, sedangkan yang tidak mampu bertahan akan punah, dalam peristiwa inilah alam akan berperan sebagai penyeleksi. 
  • Perkembangbiakan untuk melestarikan jenisnya sehingga kelangsungan hidupnya akan tetap berlangsung.
1.  ADAPTASI
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Macam-macam Adaptasi
Ada banyak bentuk adaptif tubuh makhluk hidup supaya dapat bertahan hidup, bentuk adaptif ini dapat berupa struktur tubuh, warna tubuh, fungsi alat tubuh dan lain-lain, yang semuanya bertujuan untuk membantu bertahan hidup. Walaupun ada banyak cara makhluk hidup untuk beradaptasi tetapi secara garis besar adaptasi dibedakan menjadi 3 yaitu: adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi dan adaptasi tingkah laku.

1.  Adaptasi Morfologi
  • Adalah penyesuaian diri bentuk tubuh atau alat- alat tubuh sehingga sesuai dengan lingkungannya.
  • Adaptasi morfologi ini mudah kita amati pada hewan ataupun pada tumbuhan.
Macam-macam adaptasi morfologi pada tumbuhan:
Tumbuhan ada yang hidup di darat, di air, di daerah kering dan daerah lembap, karena tempat hidup yang berbeda-beda inilah maka tumbuhan mempunyai ciri- ciri tertentu dalam rangka menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidupnya. Berikut macam-macam cara adaptasi tumbuhan:

a.  Adaptasi tumbuhan yang hidup di daerah kering (xerofit)
1)  Daunnya tebal, sempit,kadang-kadang berubah bentuk menjadi bentuk duri, sisik atau bahkan tidak mempunyai daun, dengan demikian maka penguapan melalui daun menjadi sangat sedikit.
2)  Seluruh permukaan tubuhnya termasuk bagian daun tertutup oleh lapisan kutikula atau lapisan lilin yang berfungsi untuk mencegah terjadinya penguapan air yang terlalu besar.
3)  Batangnya tebal mempunyai jaringan spons untuk menyimpan air.
4)  Akar panjang sehingga mempunyai jangkauan yang luas.

b.  Adaptasi tumbuhan yang hidup di daerah lembap (higrofit)
1)   Mempunyai daun yang tipis dan lebar.
2)  Permukaan daun mempunyai banyak mulut daun atau stomata  sehingga dapat mempercepat proses penguapan.Contoh tumbuhan higrofit: Tumbuhan Keladi.

c.  Adaptasi tumbuhan yang hidup di air (hidrofit)
Tumbuhan air yang terapung di atas air mempunyai rongga antar sel yang berisi udara untuk memudahkan mengapung di air, daun lebar dan tangkai daun menggembung berisi udara.
Contoh: enceng gondok, kiambang
Tumbuhan air yang terendam di dalam air, mempunyai dinding sel yang kuat dan tebal untuk mengurangi osmosis ke dalam sel. Contoh : Hydrilla,Vallisneria
Tumbuhan yang sebagian tubuhnya di atas permukaan air dan akarnya tertanam di dasar air, mempunyai rongga udara dalam batang atau tangkai daun sehingga tidak tenggelam dalam air dan daun muncul ke permukaan air. Contoh: teratai, kangkung.
Tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut, mempunyai perakaran yang lebat dan kuat sehingga tidak roboh bila terkena ombak. Contoh: tumbuhan bakau.
Macam-macam adaptasi morfologi pada hewan:

a.  Adaptasi morfologi pada bentuk paruh dan kaki pada burung
Bentuk paruh dan kaki pada burung beraneka- ragam disesuaikan dengan jenis makanan dan cara memperoleh makanan tersebut.
Burung pemakan biji mempunyai bentuk paruh berbeda dengan burung pemakan daging atau burung pemakan serangga demikian pula kaki burung elang berbeda dengan kaki bebek karena cara memperoleh makanannya juga berbeda.
1)  Paruh burung elang, bentuknya runcing, agak panjang dengan ujung agak membengkok sesuai dengan jenis makanannya yang berupa daging. Kaki pada burung elang, ukurannya pendek, cakar sangat kuat untuk mencengkeram mangsa atau daging.
2)  Paruh bebek, pada pangkalnya terdapat bentuk seperti sisir, berguna untuk menyaring makanan dari air dan lumpur dan kaki pada bebek berselaput di antara ruas jarinya untuk berenang dan berjalan di tanah berlumpur.
3)  Paruh burung pipit, bentuknya pendek tebal dan runcing sesuai dengan jenis makanannya yaitu untuk memecah biji-bijian dan tiga kaki ke depan satu ke belakang untuk berjalan dan hinggap.
4)  Paruh burung pelatuk, runcing agak panjang untuk memahat kayu pohon untuk menangkap dan memakan serangga di dalamnya. Kaki burung pelatuk mempunyai dua jari ke depan dan dua jari ke belakang untuk memanjat.

b.  Adaptasi morfologi pada mulut serangga
Bentuk mulut serangga bermacam-macam disesuaikan dengan cara mengambil makanannya.
1)  Tipe mulut penggigit, mempunyai rahang atas dan rahang bawah yang kuat untuk menggigit, misalnya: lipas, jengkerik, dan belalang.
2)  Tipe mulut penghisap dan penjilat,memiliki bibir untuk menjilat, misalnya: lebah madu dan lalat.
3)  Tipe mulut penusuk dan penghisap, mempunyai rahang yang runcing dan panjang untuk menusuk dan menghisap, misalnya: nyamuk.
4)  Tipe mulut penghisap, mempunyai alat penghisap seperti belalai yang panjang dan dapat digulung sehingga dapat menghisap madu yang terdapat jauh di dasar bunga, misalnya kupu-kupu.

2. Adaptasi Fisiologi
Adalah cara penyesuaian diri fungsi alat-alat tubuh atau kerja alat-alat tubuh terhadap lingkungannya. Adaptasi ini tidak mudah diamati seperti pada adaptasi morfologi, karena menyangkut fungsi alat- alat tubuh dan proses kimia yang terjadi di dalam tubuh.

Macam-macam adaptasi fisiologi:
a.  Hewan ruminantia, misalnya sapi, kambing, kerbau. Makanan hewan tersebut adalah rumput- rumputan, di dalam saluran pencernaannya terdapat enzim selulase, enzim ini berfungsi untuk mencerna selulose yang menyusun dinding sel tumbuhan, dengan enzim selulase maka makanan menjadi lebih mudah dicerna.
b.  Teredo navalis, adalah mollusca yang biasa hidup pada kayu galangan kapal, kayu tiang-tiang pelabuhan. Mollusca ini dapat merusak kayu karena makanannya berupa kayu. Di dalam saluran pencernaan Teredo terdapat enzim selulase untuk membantu menguraikan selulose yang ada pada kayu yang menjadi makanannya.
c.  Manusia yang biasa hidup di dataran rendah Daerah pantai dan dataran rendah mempunyai kadar oksigen lebih tinggi dari pada dataran tinggi. Bila manusia harus berpindah ke dataran tinggi yang mempunyai kadar oksigen rendah. Bagaimana cara beradaptasi agar tetap bertahan? Oksigen diperlukan tubuh untuk oksidasi makanan, di dalam tubuh oksigen diikat oleh hemoglobin yang ada di dalam sel darah merah (eritrosit), maka orang yang berpindah dari dataran rendah ke dataran tinggi harus mampu menyesuaikan  diri  dengan memproduksi hemoglobin atau eritrosit yang jumlahnya lebih banyak agar tetap dapat bertahan hidup.
d.  Ikan yang hidup di air laut, yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari tekanan osmosis air laut. Agar ikan tidak mati kekeringan karena air di dalam sel tubuh ikan akan tertarik oleh air laut maka ikan yang hidup di air laut banyak minum dan sedikit mengeluarkan urine, dan urine yang dikeluarkan pun pekat. Sedangkan  kelebihan garam yang turut terminum akan dikeluarkan lagi ke dalam air laut melalui insang secara aktif.
e.  Ikan yang hidup di air tawar, mempunyai tekanan osmosis lebih tinggi dari tekanan osmosis  air  tawa r,  keadaan  demikian menyebabkan air akan masuk  secara osmosis ke dalam tubuh ikan. Supaya ikan tidak kelebihan air atau kembung maka cara adaptasi dengan sedikit minum air dan banyak mengeluarkan urine dan menggunakan insangnya secara aktif untuk mengikat garam yang terlarut dalam air.

3. Adaptasi Tingkah Laku
Adalah cara penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya dalam bentuk tingkah laku.

Macam-macam adaptasi tingkah laku pada hewan:
a.  Cicak melakukan ototomi yaitu memutuskan ekornya untuk mengelabuhi musuhnya.
b.  Mamalia yang hidup di air laut, misalnya lumba- lumba dan paus sering muncul ke permukaan air untuk mengambil oksigen di udara, karena alat pernapasannya berupa paru-paru yang tidak dapat mengikat oksigen yang terlarut dalam air.
c.  Pada musim dingin banyak hewan berdarah panas membutuhkan energi tambahan untuk menjaga suhu tubuhnya, tetapi makanan sangat langka untuk dapat bertahan hidup maka beberapa hewan misalnya tikus, landak, beruang hitam dan lain-lain melakukan hibernasi , yaitu tidur panjang pada musim dingin. Demikian pula untuk hewan yang hidup di daerah gurun yang sangat panas pada musim kemarau mempunyai perilaku tertentu yaitu melakukan estivasi yaitu tidur panjang pada musim kemarau supaya dapat bertahan hidup di daerah gurun. Misalnya: kadal, katak, keong, dan lain-lain.
d. Rayap merupakan hewan yang menghancurkan kayu. Bagaimana caranya rayap menghancurkan kayu? Di dalam usus rayap terdapat hewan Protozoa, yaitu Flagellata yang menghasilkan enzim selulase yang dapat membantu rayap mencerna kayu. Secara periodik kulit rayap akan mengelupas, pada saat mengelupas, usus bagian belakang yang ada Flagellatanya ikut terkelupas.  Untuk  mendapatkan Flagellatanya kembali maka rayap memakan kembali kulitnya yang mengelupas.

C. SELEKSI ALAM
Di depan telah diterangkan bahwa habitat suatu organisme dapat mengalami perubahan dan perubahan tersebut mempengaruhi organisme yang hidup di dalamnya, dimana organisme yang hidup di dalamnya harus dapat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Pada umumnya untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang baru itu memerlukan perjuangan, dan hanya makhluk hidup yang paling sesuai dengan lingkungannya yang dapat bertahan hidup dan berkembangbiak untuk meneruskan keturunannya.
Jadi di sini alam akan menyeleksi terhadap semua makhluk hidup di dalamnya melalui berbagai faktor, misalnya dengan keterbatasan unsur-unsur yang diperlukan dalam kehidupan, antara lain: makanan, cahaya, air, tempat hidup dan sebagainya. Untuk mendapatkan kebutuhan hidup tersebut umumnya individu-individu harus melalui persaingan, dan hanya individu yang mempunyai sifat sesuai dengan lingkungannya akan lolos dari seleksi dan selanjutnya dapat meneruskan keturunannya (berkembangbiak), sedangkan individu yang tidak mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya akan mengalami kesulitan dan mati  atau harus berpindah mencari tempat yang baru yang lebih sesuai.
Seleksi alam adalah kemampuan alam untuk menyaring terhadap semua organisme yang hidup di dalamnya, dimana hanya organisme yang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya yang akan selamat, sedangkan yang tidak mampu menyesuaikan diri akan mati atau punah.

1. Punahnya Spesies Tertentu
Karena adanya seleksi alam maka individu yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan akan mati dan akhirnya punah. Berikut beberapa contoh organisme yang hampir punah atau punah karena terseleksi oleh alam, yaitu:
a.  Burung puyuh liar semakin punah
Hal ini disebabkan lingkungan hidup burung puyuh di daerah bebatuan dan bidang tanah yang bergumpal-gumpal semakin langka. Pada lingkungan seperti itulah burung puyuh liar akan lebih sesuai, sehingga sulit ditangkap pemangsanya. Karena lingkungan yang demikian sudah kian langka maka jumlah burung puyuh pun menjadi langka juga.
b.  Punahnya Dinosaurus kurang lebih 65 juta tahun yang lalu secara bersamaan
Menurut  pendapat para ahli, kepunahan Dinosaurus disebabkan karena jatuhnya meteorit raksasa ke bumi, yang menghamburkan awan debu sehingga menghalangi masuknya sinar matahari. Tanpa adanya sinar matahari maka tumbuhan akan mati, demikian pula Dinosaurus pemakan tumbuhan yang kemudian diikuti Dinosaurus pemakan daging.

2. Terbentuknya Spesies Baru
Setiap spesies selalu berusaha beradaptasi dengan lingkungan hidupnya. Adaptasi ini berlangsung sedikit demi sedikit menuju ke arah yang semakin sesuai dengan lingkungan hidupnya dan perubahan yang sedikit demi sedikit ini berlangsung dalam waktu yang sangat lama dan diturunkan dari generasi ke generasi, sehingga tidak mustahil kalau akhirnya dijumpai spesies yang menyimpang dari spesies nenek moyangnya. Dengan demikian adanya seleksi alam dan adaptasi menyebabkan terjadinya perubahan jenis makhluk hidup dari generasi ke generasi. Jika proses tersebut berlangsung dalam waktu yang lama, maka perubahan tersebut dapat mengarah kepada terbentuknya spesies baru. Peristiwa ini disebut evolusi. Evolusi adalah suatu proses perubahan makhluk hidup yang terjadi secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang sangat lama sehingga menimbulkan spesies baru.
Tokoh evolusi yang sangat terkenal adalah Charles Robert Darwin, Ia berpendapat bahwa:
1.  Spesies yang hidup sekarang, berasal dari species yang hidup dimasa silam.
2.  Evolusi terjadi karena seleksi alam.
Pendapat ini didukung pengamatannya macam-macam burung Finch yang hidup di kepulauan Galapagos. Darwin menemukan kurang lebih 13 spesies burung Finch yang hubungan kekerabatannya sangat dekat, perbedaan yang paling menyolok di antara spesies-spesies itu adalah pada paruhnya, yang diadaptasi untuk jenis makanan tertentu. Burung- burung ini mempunyai paruh yang bentuk dan ukurannya berbeda-beda,tampaknya burung- burung ini ada hubungannya dengan burung di Amerika Selatan. Menurut Darwin, bahwa nenek moyang burung Finch di kepulauan Galapagos berasal dari Amerika Selatan. Oleh karena suatu hal burung-burung Finch harus berpindah ke kepulauan Galapagos. Di kepulauan Galapagos burung Finch tersebut berpencar dalam berbagai lingkungan yang berbeda- beda akibatnya burung-burung tersebut harus menyesuaikan diri terhadap lingkungannya masing- masing, adaptasi ini terjadi turun temurun dan akhirnya dihasilkan variasi burung Finch yang banyak.
(a) Burung finch darat besar (Geospiza magnirostris) memiliki paruh besar yang diadaptasikan untuk memecah biji-bijian.
(b) Burung finch pohon yang berukuran kecil (Camarhynus parvulus) menggunakan paruhnya untuk memakan serangga.
(c) Burung Finch pelatuk (Camarhynus pallidus) menggunakan daun kaktus/ranting kecil sebagai alat untuk menyelidiki kehadiran rayap dan serangga pelubang kayu lainnya.
  1. D. PERKEMBANGBIAKAN
Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan hidupnya akan tumbuh dan berkembangbiak. Jadi sebelum organisme tersebut mati, ia akan berusaha menghasilkan keturunan sehingga dapat melestarikan jenis organisme tersebut. Kemampuan berkembangbiak   setiap organisme tidaklah sama, ada organisme yang dapat berkembangbiak dengan cepat ada pula yang lambat.

Macam-macam Cara Perkembangbiakan
Perkembangbiakan dibedakan menjadi dua yaitu perkembangbiakan generatif dan perkembangbiakan vegatatif. Untuk mengetahui perbedaan kedua perkembangbiakan perhatikan bagan di bawah ini.

1. Perkembangbiakan Generatif
Dari bagan di atas maka ciri perkembangbiakan generatif adalah didahului oleh peristiwa, yaitu peleburan sel kelamin jantan (sperma) dengan sel kelamin betina (sel telur). Sifat anak yang dihasilkan bervariasi yaitu gabungan dari kedua induknya.
Beberapa macam cara perkembangbiakan generatif antara lain:
a.  Perkembangbiakan dengan biji pada tumbuhan
b.  Perkembangbiakan dengan bertelur atau ovipar, contohnya pada ayam.
c.   Perkembangbiakan dengan beranak atau vivipar
d. Perkembangbiakan dengan menghasilkan telur yang sudah   berkembang di dalam tubuh induknya (ovovivipar).

2. Perkembangbiakan Vegetatif
Perkembangbiakan vegetatif mempunyai ciri sebagai berikut.
a.   Memerlukan satu induk.
b.  Tidak perlu sel kelamin.
c.   Tidak didahului fertilisasi.
d.  Anak berasal dari bagian tubuh induknya.
e.   Menghasilkan organisme yang sifatnya sama dengan induknya.

Beberapa macam cara perkembangbiakan vegetatif adalah:
a. Membelah diri
b.  Membentuk tunas
c.   Umbi batang, umbi lapis
d.  Rhizoma, dan lain-lain
Pada beberapa organisme dapat berkembangbiak baik secara generatif maupun vegetatif sekaligus, misalnya: Paramaecium dan beberapa hewan Coelenterata yaitu Hydra, ubur-ubur dan lain-lain.

Tingkat Reproduksi
Adalah kemampuan organisme untuk menghasilkan keturunan. Tingkat reproduksi dikatakan tinggi bila organisme tersebut dapat menghasilkan keturunan yang jumlahnya banyak dalam waktu singkat. Contoh: hewan Protozoa, serangga, bakteri, dan lain-lain. Sedangkan  organisme yang tingkat reproduksinya rendah bila keturunan yang dihasilkan dalam jumlah sedikit dan dalam waktu yang lama. Contohnya: badak, gajah, banteng, orang utan, bunga Raflesia arnoldi, dan lain-lain.
Penyebab punahnya suatu organisme antara lain:
a.  Tingkat reproduksinya yang rendah
b.  Ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, misalnya membakar dan menebang hutan untuk lahan pertanian atau perumahan. Banyak jenis tumbuhan dan hewan kehilangan habitatnya dan kini banyak yang spesiesnya makin langka.
c.   Perburuan liar, hampir semua tumbuhan dan hewan menjadi langka karena  perburuan untuk diambil bulu, kulit, tanduk dan lain-lain.
Usaha-usaha pemerintah untuk melindungi hewan langka dari kepunahan antara lain:
a.  Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa untuk membantu pelestarian tumbuhan dan hewan langka di habitat alaminya.
b.  Penangkaran hewan-hewan langka, para ahli menangkap hewan dari alam bebas, merawatnya dan mengupayakan agar hewan-hewan tersebut dapat berkembangbiak dalam kandang, kemudian anak-anak mereka dilepas atau ditempatkan di habitat yang lebih cocok.
c.   Membuat undang-undang yang mengatur perburuan.
Contoh hewan yang langka di Indonesia, yaitu: harimau Jawa (Pantera tigris sondaicus), macan kumbang (Pantera pardus), tapir (Tapirus indicus), komodo    ( Varanus    komodoensis),    maleo (Macrocephalon maleo), banteng (Bos sondaicus), mandril (Nasalis larvatus), cendrawasih (Paradisea minor), kanguru pohon (Dendrolagus ursinus), kakatua raja (Probociger aterrimus), buaya muara (Crocodylus porosus). dan ular sanca hijau (Chondrophyton vindis).
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

GERAK PADA TUMBUHAN


GERAK PADA TUMBUHAN.

  • Tumbuhan sebagai mahluk hidup juga melakukan gerak.
  • Namun, gerak yang dilakukan oleh tumbuhan tidak seperti yang dilakukan oleh hewan maupun manusia.
  • Gerakan pada tumbuhan sangat terbatas.
  • Gerakan yang dilakukan oleh tumbuhan hanya dilakukan pada bagian tertentu. Misalnya bagian ujung tunas, bagian ujung akar, ataupun pada bagian lembar daun tertentu.
  • Pada prinsipnya, gerakan tumbuhan terjadi karena adanya proses pertumbuhan dan adanya kepekaan terhadap rangsang atau irritabilitas yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut.
  • Sebagai tanggapan terhadap rangsang terebut, tumbuhan melakukan gerakan yang mungkin menuju kearah rangsang atau menjauhi, atau melakukan gerak tanpa menunjukan arah tertentu.
  •  Beberapa jenis gerakan tumbuhan yang tergolong iritabilitas dibedakan menjadi tiga, yaitu tropisme, taksis, dan nasti.


A. TROPIS
  • Tropisme adalah gerakan tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang dari luar.
  •  Rangsang dari luar yang mempengaruhi gerak tumbuhan ada bermacam-macam.
  •  Misalnya cahaya, gravitasi, air atau kelembaban, dan sentuhan atau singgungan.
  • Berdasarkan jenis rangsangan tersebut, tropisme dibedakan menjadi fototropisme, geotropisme, hidrotropisme, dan tigmotropisme.
  • a) Fototropisme
  •  adalah gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang cahaya.
  • Apabila gerak tumbuhan tersebut menuju kearah cahaya, berarti tumbuhan tersebut melakukan gerak fototropisme positif.
  • Apabila gerakan tumbuhan ini menjauhi arah cahaya, maka disebut fototropisme negatif.
  • Contoh gerak fototropisme positif adalah tanaman biji-bijian yang sedang tumbuh tunas.
b) Geotropisme adalah gerakan bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi (gaya tarik) bumi.
  • Apabila arah pertumbuhan tersebut ke atas, maka termasuk geotropisme negatif.
  • Akan tetapi, apabila arah pertumbuhan menuju kebawah berarti termasuk gerak geotropisme positif.
  • Contoh geotropisme positif adalah pertumbuhan akar yang selalu menuju kebawah atau kedalam tanah.
c) Hidrotropisme adalah gerak bagian tumbuhan menuju kearah yang basah atau berair.
  • Arah pertumbuhan menuju temapt yang berair disebut gerka hidrotropisme positif.
  • Apabila araah pertumbuhan tanaman menjauhi tempat yang berair disebut gerakan hidrotropisme negatif.
  • Contoh hidrotropisme positif adalah arah pertumbuhan ujung akar didalam tanah yang selalu menuju ketempat yang mengandung air.
d) Tigmotropisme adalah gerak tumbuhan dari bagian tumbuhan akibat persinggungan.
  • Contohnya sulur markisa dan batang mentimun yang membelit tanaman lain.


B. Taksis
  • Tumbuhan umumnya hanya mampu melalukan gerak pada sebagian anggota tubuhnya, misalnya akar yang mendekati air atau pucuk yang mendekati cahaya.
  •  Namun, pada tumbuhan tingkat rendah mampu melakukan gerak berpindah tempat.
  • Seluruh tubuhnya berpindah. Misalnya, tumbuhan euglena dan bakteri besi.
  • Gerak seluruh tubuh tumbuhan yang disebabkan oleh datangnya rangsang disebut gerak taksis.
Berdasarkan rangsang penyebabnya, taksis dibedakan menjadi fototaksis dan kemotaktis.
  • Fototaksis merupakan gerak seluruh tubuh tumbuhan yang disebabkan oleh rangsang cahaya.
  • Misalnya gerakan euglena yang selalu mendekati cahaya.


C. Nasti
  • Daun putri malu akan menutup apabila disentuh.
  • Dan setelah didiamkan agak lama, daun tersebut akan membuka kembali.
  • Gerak tersebut sebagai tanggapan atas reaksi yang datang dari luar, sedangkan arah gerakannya tidak ditentukan oleh arah datangnya rangsang.
  • Gerakan tersebut disebut gerka nasti.
Gerak nasti dibedakan menjadi dua:
  1.  Seismonasti adalah gerak bagian tubuh tumbuhan yang disebabkan oleh rangsang sentuhan.
  2.  Niktinasti adalah gerak tubuh tumbuhan karean adanya rangsang intensitas cahaya yaitu gelap atau terang.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

SISTEM EKSKRESI MANUSIA


SISTEM EKSKRESI MANUSIA

Proses pengeluaran zat pada manusia dibedakan menjadi 3 yaitu:
  1. Defekasi adalah proses pengeluaran sisa-sisa pencernaan berupa tinja (feses) yang dikeluarkan melalui anus. 
  2. Sekresi adalah proses pengeluaran getah oleh kelenjar yang berguna bagi tubuh. Getah tersebut umumnya mengandung enzim atau hormon.  
  3. Ekskresi adalah proses pengeluaran sisa metabolisme yang sudah tidak berguna lagi bagi tubuh.
Sistem ekskresi pada manusia yang meliputi :
A. Paru – paru (Pulmo), fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernafasan.
  • Akan tetapi pARU-PARU JUGA  berfungsi sebagai alat ekskresi  karena mengeskresikan zat sisa metabolisme yaitu karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O).
B. Hati (Hepar),
  • selain berfungsi sebagai kelenjar dalam sistem pencernaan juga berfungsi sebagai alat ekskresi karena menghasilkan empedu. Hati terdapat di dalam rongga perut sebelah kanan di bawah sekat rongga dada, berwarna merah tua.

Disamping fungsinya untuk menghasilkan empedu, hati mempunyai fungsi-fungsi yang lain, diantaranya:
  1. Mengubah zat gula menjadi glikogen (gula otot)
  2. Membentuk urea yang berasal dari amoniak.
  3. Sebagai tempat untuk mengubah provitamin A menjadi vitamin A.
  4. Sebagai tempat pembentukan protrombin.
  5. Untuk membunuh bibit penyakit dan menetralkan racun.
  6. merombak haemoglobin menjadi bilirubin.

C. Ginjal (Ren),
  • Ginjal pada manusia jumlahnya satu pasang, berbentuk seperti kacang merah dengan warna merah tua keungu-unguan, panjangnya kira-kira 10 cm, terletak di dalam rongga perut sebelah kiri dan sebelah kanan ruas-ruas tulang belakang.
Fungsi ginjal antara lain :
  1. Mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme seperti amonia
  2. Mengekskresikan zat yang jumlahnya berlebih, seperti vitamin yang larut dalam aiR
  3. Mempertahankan cairan ekstraseluler dengan cara mengeluarkan air bila berlebih
  4. Mempertahankan keseimbangan asam basa
Zat yang dikeluarkan ginjal berupa urin. Urin mengandung berbagai macam zat, yaitu:
  1. Zat-zat sisa perombakan protein, misalnya: urea, asam urat, dan amonia.
  2. Zat warna empedu sehingga urin berwarna kuninga.
  3. Garam, khususnya garam dapur.
  4. Zat-zat yang berlebihan dikonsumsi (Vit C dan obat-obatan) juga kelebihan zat yang …dihasilkan sendiri oleh tubuh (hormon).
Ginjal terdiri atas tiga bagian utama:
* Bagian kulit ginjal (korteks)
* Sumsum ginjal (medulla)
* Rongga ginjal (pelvis renalis)

  1. KORTEKS
  • Pada bagian korteks banyak sekali mengandung nefron sehingga permukaan kapiler ginjal menjadi luas.
  • Tiap nefron terdiri atas badan malpighi dan saluran (tubulus) yang panjang.
  •  Badan malpighi tersusun dari kapsula Bowman dan Glomerulus.
  • Kapsula Bowman bentuknya seperti mangkuk atau piala yang berupa selaput sel pipih.
  • Pada kapsula Bowman darah dari glomerulus akan disaring kemudian masuk ke pembuluh lanjutan kapsula bowman yang terletak di sumsum ginjal.
2. SUMSUM GINJAL
  • Sumsum ginjal terdiri atas beberapa badan berbentuk kerucut disebut piramida. terdapat pembuluh lanjutan kapsula bowman yang didalamnya terjadi penyerapan kembali (reabsorbsi).
  • Pada rongga ginjal bermuara pembuluh pengumpul.
  • Rongga ginjal dihubungkan oleh ureter ke kandung kemih yang berfungsi untuk tempat penampungan sementara urin sebelum keluar tubuh.
  • Urin yang akan keluar dari kandung kemih melewati saluran yaitu uretra.
Proses pembentukan urine di ginjal:
* Penyaringan (filtrasi)
  • Filtrasi terjadi di glomerulus pada kapsula bowman.
  • Hasil penyaringannya ..berupa urine primer/ Filtrat Glomerulus.
* Penyerapan kembali (reabsorbsi)
  • Reabsorbsi secara aktif terjadi pada tubulus kontortus proksimal.
  • Hasil setelah ..reabsobsi ..adalah urine sekunder Filtrat Tubulus.
  • Urine Sekunder paling banyak mengandung Urea.
Augmentasi
  • Augmentasi ialah proses penambahan zat sisa dan urea.
  • Terjadi pada tubulus kontortus ..distal selanjutnya bermuara ke pelvis renalis. 

D. Kulit (Integumen),
  • Kulit merupakan jaringan yang terdapat pada bagian luar tubuh.
  •  Kulit memiliki banyak fungsi karena di dalamnya terdapat berbagai jaringan.
  •  Kulit terdiri atas tiga lapisan yaitu epidermis, dermis dan jaringan ikat bawah kulit.
1. Epidermis (Kulit Ari)
Epidermis tersusun oleh sejumlah lapisan sel yang pada dasarnya terdiri atas dua lapisan yaitu:
a.  Lapisan tanduk
Merupakan lapisan epidermis paling luar. Pada lapisan ini tidak terdapat pembuluh darah dan serabut saraf, karena merupakan sel-sel mati dan selalu mengelupas. Lapisan ini jelas sekali terlihat pada telapak tangan dan telapak kaki.
b.  Lapisan malpighi
Lapisan ini terdapat di bawah lapisan tanduk. Sel-selnya terdapat pigmen yang menentukan warna kulit.

2. Dermis (Kulit Jangat)
Merupakan lapisan kulit di bawah epidermis, di dalam lapisan ini terdapat beberapa jaringan yaitu:

a.  Kelenjar  keringat, yang berfungsi untuk menghasilkan keringat. Keringat tersebut bermuara pada pori-pori kulit.
b. Kelenjar minyak, yang berfungsi untuk menghasilkan minyak guna menjaga rambut tidak kering. Kelenjar ini letaknya dekat akar rambut.
c. Pembuluh darah, yang berfungsi untuk mengedarkan darah ke semua sel atau jaringan termasuk akar rambut.
d. Ujung-ujung saraf. Ujung saraf yang terdapat pada lapisan ini adalah ujung saraf perasa dan peraba.

3. Jaringan Ikat Bawah Kulit
Di bagian ini terdapat jaringan lemak (adiposa). Fungsinya antara lain untuk penahan suhu tubuh dan cadangan makanan.

Dengan adanya berbagai jaringan yang terdapat di dalamnya, maka kulit dapat berfungsi sebagai:
1.  indra peraba dan perasa,
2.  pelindung tubuh terhadap luka dan kuman,
3.  tempat pembentukan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar ultraviolet cahaya matahari,
4.  penyimpan kelebihan lemak,
5.  pengatur suhu tubuh.

  • Dari berbagai fungsi tersebut yang berkaitan dengan sistem ekskresi adalah kemampuan kulit sebagai pengatur suhu tubuh.
  • Suhu tubuh diatur oleh pusat pengatur panas di sumsum lanjutan agar konstan 360 – 37,50 C.
  • Bila suhu badan meningkat, maka kapiler darah melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringat. Sehingga terjadi penguapan cairan dalam bentuk keringat pada permukaan tubuh.
  • Sebaliknya bila tubuh merasa kedinginan, pembuluh darah mengkerut, kulit menjadi pucat dan dingin, keringat dibatasi pengeluarannya.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDRA PADA MANUSIA


SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDRA PADA MANUSIA


A. PENDAHULUAN
  • Dalam sistem koordinasi diperlukan tiga komponen agar fungsi koordinasi dapat berlangsung, yaitu reseptor, konduktor, dan efektor.
1. Reseptor
  • Reseptor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan. Bagian yang berfungsi sebagai penerima rangsangan tersebut adalah indra.
2. Konduktor
  • Konduktor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai penghantar rangsangan.
  •  Bagian tersebut adalah sel-sel saraf (neuron) yang membentuk sistem saraf.
  • Sel-sel saraf ini ada yang berfungsi membawa rangsangan ke pusat saraf ada juga yang membawa pesan dari pusat saraf.
3. Efektor
  • Efektor adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan, yaitu otot dan kelenjar (baik kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin).
Berikut ini akan kita bahas mengenai sistem saraf dan indra tersebut.
B. SISTEM SARAF
Sebagai  sistem  koordinasi, sistem saraf mempunyai fungsi:
  1. Pengendalian kerja alat-alat tubuh agar bekerja serasi.
  2. Alat komunikasi antara tubuh dengan lingkungan di luar tubuh, yang dilakukan oleh ujung saraf pada indra, dan lingkungan dalam tubuh.
  3.  Pusat kesadaran, kemauan, dan pikiran.
Untuk melaksanakan fungsi tersebut maka sistem saraf tersusun oleh berbagai organ, jaringan dan juga komponen terkecil yaitu sel.
1. Sel Saraf
Sistem saraf tersusun oleh komponen-komponen terkecil yaitu sel-sel saraf atau neuron. Neuron inilah yang berperan dalam menghantarkan impuls (rangsangan). Sebuah sel saraf terdiri tiga bagian utama yaitu badan sel, dendrit dan neurit (akson).
a.  Badan sel
  • Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma.
  • Di dalam sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi sebagai penyedia energi untuk membawa rangsangan.

b.  Dendrit
  • Dendrit adalah serabut-serabut yang merupakan penjuluran sitoplasma.
  •  Pada umumnya sebuah neuron mempunyai banyak dendrit dan ukuran dendrit pendek.
  • Dendrit berfungsi membawa rangsangan ke badan sel.

c.  Neurit (akson)
  • Neurit atau akson adalah serabut-serabut yang merupakan penjuluran sitoplasma yang panjang.
  • Sebuah neuron memiliki satu akson.
  • Neurit berfungsi untuk membawa rangsangan dari badan sel ke sel saraf lain.
  •  Neurit dibungkus oleh selubung lemak yang disebut myelin yang terdiri atas perluasan membran sel Schwann.
  • Selubung ini berfungsi untuk isolator dan pemberi makan sel saraf.
Antara neuron satu dengan neuron satu dengan neuron berikutnya tidak bersambungan secara langsung tetapi membentuk celah yang sangat sempit. Celah antara ujung neurit suatu neuron dengan dendrit neuron lain tersebut dinamakan sinapsis Pada bagian sinaps inilah suatu zat kimia yang disebut neurotransmiter (misalnya asetilkolin) menyeberang untuk membawa impuls dari ujung neurit suatu neuron ke dendrit neuron berikutnya.

Berdasarkan bentuk dan fungsinya neuron dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a. Neuron sensorik
  • Neuron  sensorik  adalah neuron yang membawa impuls dari reseptor (indra) ke pusat susunan saraf (otak dan sumsum tulang belakang).
b.  Neuron motorik
  • Neuron motorik adalah neuron yang membawa impuls dari pusat susunan saraf ke efektor (otot dan kelenjar).
c. Neuron konektor (asosiasi / Perantara / Penghubung ).
  • Neuron  konektor adalah neuron yang membawa impuls dari neuron sensorik ke neuron motorik.

2. Jalan Yang di Lalui Impuls
  • Pada umumnya kita menggerakkan bagian badan karena kemauan kita atau atas perintah otak.
  •  Menulis, membuka payung, mengambil makanan atau berjalan merupakan contoh gerak yang kita sadari, sehingga gerak semacam ini disebut gerak sadar.
  • Pada gerak sadar ini, gerakan tubuh dikoordinasi oleh otak. Rangsangan yang diterima oleh reseptor (indra) disampaikan ke otak melalui neuron sensorik.
  • Di otak rangsangan tadi diartikan dan diputuskan apa yang akan dilakukan.
  •  Kemudian otak mengirimkan perintah ke efektor melalui neuron motorik.
  • Otot (efektor) bergerak melaksanakan perintah otak.
  • Secara ringkas lintasan/jalan gerak sadar tersebut dapat kita buat skema sebagai berikut.

  • Rangsangan  –> neuron sensorik  —> otak  —> neuron motorik gerak


  • Kadang-kadang bagian tubuh kita juga melakukan suatu gerakan yang terjadinya secara tiba-tiba tanpa disadari.
  • Misalnya saat lutut kita diketuk/ dipukul pada bagian tendon.
  • Akibatnya secara tidak sadar, kaki kita akan menyentak.
  • Gerakan yang dilakukan oleh kaki tersebut terjadi secara tiba-tiba dan tidak diperintah oleh otak.  
  • Gerak semacam ini disebut gerak refleks.
  • Secara ringkas lintasan gerak refleks dapat kita buat skema sebagai berikut.
Rangsangan —> neuron sensorik —–> sumsum tulang belakang  —->  neuron motorik —>  gerak

  • Jalannya impuls gerak refleks ada dua macam yaitu lintasan refleks spinalis dan lintasan refleks cranialis.
  • Lintasan refleks spinalis yaitu lintasan gerak refleks yang melalui sumsum tulang belakang.
  • Contohnya gerakan mengangkat kaki secara tiba-tiba saat lutut kita dipukul.
  • Lintasan cranialis yaitu bila lintasan gerak refleks melalui otak, tetapi otak memberikan tanggapan secara langsung tanpa kesadaran manusia.
  • Contoh gerak refleks yang melalui lintasan cranialis adalah gerak mengecilnya pupil mata apabila mata menerima cahaya yang terang.

3. Susunan Saraf Manusia
  • Jutaan sel-sel saraf bergabung membentuk suatu sistem yang dinamakan sistem saraf.
  • Sistem saraf manusia terdiri dari susunan saraf pusat dan susunan saraf tepi.
  • Susunan saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang
  • sedangkan susunan saraf tepi tersusun atas serabut-serabut saraf yang menuju ke susunan saraf pusat dan dari susunan saraf pusat ke seluruh tubuh

4. Sistem Saraf Pusat
Seluruh kegiatan tubuh manusia diatur oleh pusat susunan saraf yaitu otak dan sumsum tulang belakang.

a. Otak
  • Otak terletak di rongga tengkorak dan dibungkus oleh tiga lapis selaput kuat yang disebutmeninges.
  • Selaput paling luar disebut duramater, paling dalam adalah piamater dan yang tengah disebut arachnoid.
  • Di antara ketiga selaput tersebut terdapat cairan serebrospinal yang berfungsi untuk mengurangi benturan atau goncangan.
  •  Peradangan yang terjadi pada selaput ini dinamakan meningitis.
  • Penyebabnya bisa karena infeksi virus.
  •  Otak manusia terbagi menjadi tiga bagian yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum) dan batang otak.
1)  Otak besar (cerebrum)
  • Otak besar manusia terletak di dalam tulang tengkorak.
  •  Otak besar memiliki permukaan yang berlipat-lipat dan terbagi atas dua belahan.
  •  Belahan otak kiri melayani tubuh sebelah kanan dan belahan otak kanan melayani tubuh sebelah kiri.
  • Otak besar terdiri atas dua lapisan.
  •  Lapisan luar berwarna kelabu disebut korteks, berisi badan-badan sel saraf.
  •  Lapisan dalam berwarna putih berisi serabut-serabut saraf.
  • Otak besar berfungsi sebagai pusat kegiatan- kegiatan yang disadari seperti berpikir, mengingat, berbicara, melihat, mendengar, dan bergerak.

2)  Otak kecil (cerebellum)
  • Otak kecil terletak di bawah otak besar bagian belakang.
  • Susunan otak kecil seperti otak besar. Terdiri atas belahan kanan dan kiri serta terbagi menjadi dua lapis.
  • Lapisan luar berwarna kelabu dan bagian dalam berwarna putih.
  • Belahan kanan dan kiri otak kecil dihubungkan oleh jembatan Varol.
  • Otak kecil berfungsi untuk mengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasi kerja otot- otot ketika kita bergerak.
3) Sumsum lanjutan
  • Sumsum lanjutan membentuk bagian bawah batang otak serta menghubungkan pons Varoli dengan sumsum tulang belakang.
Fungsi Sumsum tulang belakang :
  1. pusat pengendali pernapasan,
  2. menyempitkan pembuluh darah,
  3. mengatur denyut jantung,
  4. mengatur suhu tubuh.
b. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
  • Sumsum tulang belakang terdapat memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas tulang pinggang ke dua.
  • Bila diamati secara melintang,  sumsum tulang belakang bagian luar tampak berwarna putih (substansi alba) dan bagian dalam yang berbentuk seperti kupu-kupu, berwarna kelabu (substansi grissea).
  • Pada bagian yang berwarna putih banyak mengandung akson (neurit) yang   diselimuti   myelin.  
  • Bagian   ini   untuk  menghantarkan impuls menuju otak dan dari otak menuju efektor.
  • Bagian yang berwarna kelabu mengandung serabut saraf yang tidak ada myelinnya.
  • Bagian ini dibedakan dua yaitu akar dorsal atau akar posterior dan akar ventral atau akar anterior.
  • Akar dorsal mengandung neuron sensorik dan akar ventral mengandung neuron motorik.
Sumsum tulang belakang berfungsi untuk:
a)  menghantarkan impuls dari dan ke otak,
b)  memberi kemungkinan jalan terpendek gerak refleks.

5. Susunan Saraf Tepi
  • Susunan saraf tepi tersusun atas serabut- serabut saraf dari dan ke pusat susunan saraf.
  • Susunan saraf tepi berupa 12 pasang serabut saraf dari otak dan 31 pasang serabut saraf dari sumsum tulang belakang.

a.  Saraf otak (saraf cranial)
  • Saraf otak terdapat pada bagian kepala yang keluar dari otak dan melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak.
  • Urat saraf ini berjumlah 12 pasang, berhubungan erat dengan otot mata, telinga, hidung, lidah dan kulit.

b.  Saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal)
  • Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang yang keluar dari:
  • 1) Ruas-ruas tulang leher : 8 pasang
  • 2) Ruas-ruas tulang punggung : 12 pasang
  • 3) Ruas-ruas tulang pinggang : 5 pasang
  • 4) Ruas-ruas tulang kelangkang : 5 pasang
  • 5) Ruas-ruas tulang ekor : 1 pasang

6. Sistem Saraf Tak Sadar (Saraf Autonom)
  • Sistem saraf autonom merupakan bagian dari susunan saraf tepi yang bekerjanya tidak dapat disadari dan bekerja secara otomatis.
  • Sistem saraf autonom mengendalikan kegiatan organ-organ dalam seperti otot perut, pembuluh darah, jantung dan alat-alat reproduksi.
Menurut fungsinya, saraf autonom terdiri atas dua macam yaitu:
a.  Sistem saraf simpatik
b.  Sistem saraf parasimpatik

Sistem saraf simpatik terdiri atas 25 pasang ganglion yang berasal dari:
1)  Ruas tulang belakang                       : 3 pasang
2)  Ruas tulang punggung                     : 11 pasang
3)  Ruas tulang pinggang                       : 4 pasang
4)  Ruas tulang kelangkang                   : 4 pasang
5)  Ruas tulang ekor                                : 3 pasang

  • Dari ganglion-ganglion tersebut keluar serabut saraf yang mengendalikan kerja organ seperti jantung, pembuluh darah, kelenjar keringat dan semua alat dalam.
  • Serabut saraf dari sistem saraf parasimpatik juga menuju organ-organ yang dikendalikan oleh saraf simpatik.
  • Sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik bekerja secara antagonis (berlawanan) dalam mengendalikan kerja suatu organ.
  • Organ atau kelenjar yang dikendalikan oleh sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik disebut sistem pengendalian ganda.
  • Apabila suatu organ menjadi aktif karena rangsangan saraf simpatik, maka di lain pihak akan dilambatkan atau dihentikan oleh saraf parasimpatik.
C. Sistem Indra
  • Indra berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan.
  • Ada lima macam indra yang berfungsi sebagai penerima rangsangan yaitu:
1. Mata, sebagai penerima rangsang cahaya (fotoreseptor).
2. Telinga, sebagai penerima rangsang getaran bunyi (fonoreseptor) dan tempat beradanya indra keseimbangan (statoreseptor).
3.  Hidung, sebagai penerima rangsang bau berupa gas (kemoreseptor).
4.  Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang terlarut (kemoreseptor).
5.  Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan (tangoreseptor) dan suhu (temperatur).

Tiap indra akan berfungsi dengan sempurna apabila:
1.  Indra tersebut secara anatomi tidak ada kelainan.
2.  Bagian untuk penerima rangsang bekerja dengan baik.
3.  Saraf-saraf yang membawa rangsang dari dan ke otak bekerja baik.
4.  Pusat pengolahan rangsang di otak bekerja baik.

Bila salah satu dari bagian tersebut rusak atau terganggu, maka hubungan dengan dunia luar akan terganggu juga.
1. Mata
  • Mata berfungsi untuk menerima rangsang berupa cahaya, karena di dalamnya terdapat reseptor penerima cahaya yang disebut fotoreseptor.
  • Mata terletak di dalam rongga mata yang dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak.
  • Selain itu mata juga dilindungi oleh:
a. Kelopak mata, berupa kulit tipis yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu atau sentuhan benda.
b.  Bulu mata, untuk melindungi mata dari cahaya yang terlalu menyilaukan.
c.  Alis, untuk melindungi mata dari aliran keringat dan air hujan.
d.  Air mata yang dihasilkan oleh kelenjar air mata, untuk menjaga kelembapan mata dan membersihkan mata dari
     debu dan bakteri.

  • Mata manusia berbentuk agak bulat dengan garis tengah kurang lebih 2,5 sentimeter.
  • Mata tersebut terdiri atas tiga lapisan jaringan yaitu:

a.  Lapisan sklera atau selaput putih
  • Merupakan lapisan paling luar, sangat kuat.
  • Lapisan ini berwarna putih sehingga sering disebut lapisan putih mata.
  • Di bagian depan lapisan ini membentuk kornea yang bening, untuk menerima cahaya masuk ke dalam mata.
  • Kornea ini selalu basah oleh air mata yang dihasilkan oleh kelenjar air mata.

b.  Lapisan koroid atau selaput hitam
  • Merupakan lapisan di bawah sklera dan lapisan tengah bola mata.
  • Bagian ini banyak mengandung melanin dan pembuluh darah.
  • Berfungsi untuk menghentikan refleksi cahaya yang menyimpang di dalam mata.
  • Di bagian depan mata, koroid membentuk iris.
  • Iris ini mengandung pigmen hitam, biru, hijau atau coklat, sehingga dapat sebagai penentu warna mata.
  • Di bagian tengah iris terdapat pupil yang merupakan celah (bukaan), untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk mata.
  • Di belakang iris terdapat lensa mata berbentuk cembung di kedua sisi yang diikat oleh ligamen suspensori.
  • Mencembung atau memipihnya lensa menyebabkan mata berakomodasi.

c.  Retina atau selaput pelangi
  • Retina adalah lapisan mata paling dalam.
  • Pada lapisan ini terdapat bagian yang paling peka terhadap cahaya yaitu bintik kuning (fovea).
  •  Selain itu pada retina juga terdapat bintik buta, yaitu tempat keluarnya saraf mata.
  • Pada retina tersusun kurang lebih 125 juta sel- sel batang (sel basilus) yang mampu menerima rangsang cahaya tidak berwarna dan untuk melihat pada keadaan cahaya redup.
  • Selain sel batang, pada retina juga terdapat kurang lebih 7 juta sel kerucut (sel konus) yang berfungsi menerima rangsang cahaya kuat dan berwarna.
  • Sel kerucut lebih banyak terdapat pada bagian bintik kuning (fovea centralis).
  • Jadi bila ingin melihat suatu benda dengan jelas, maka bayangan harus jatuh di bagian ini.
  • Di retina juga dijumpai daerah yang sama sekali tidak mengandung sel batang ataupun sel kerucut.
  • Bagian ini disebut bintik buta. Bila cahaya jatuh di daerah ini, kita tidak bisa melihat apa-apa.
  • Suatu benda dapat dilihat oleh mata, bila benda tersebut memantulkan cahaya.
  • Cahaya yang dipantulkan oleh benda masuk ke mata melalui kornea dan diteruskan ke lensa melalui pupil.
  •  Oleh lensa, cahaya tersebut dibiaskan dan difokuskan di retina sehingga membentuk bayangan kecil dan terbalik pada retina.
  • Tetapi oleh otak bayangan tersebut diartikan seperti gambar yang kita lihat.
  • Bayangan benda yang jatuh pada bintik buta tidak akan terlihat.
2. Telinga
Telinga merupakan tempat beradanya indra pendengaran dan keseimbangan. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.

a.  Telinga luar
Telinga luar terdiri atas:
1)  Daun telinga, berfungsi untuk menampung atau mengumpulkan gelombang bunyi.
2) Liang telinga (saluran auditori), berfungsi untuk menyalurkan gelombang bunyi ke selaput gendang telinga.
3)  Selaput gendang telinga (membran tymphani), yang membatasi telinga luar dan telinga tengah
      Berfungsi untuk menangkap getaran.

b.  Telinga tengah
  • Telinga bagian tengah terdiri atas :
  1. Tulang-tulang pendengaran (osikel), yaitu berupa tiga tulang kecil yang bersambung dari selaput gendang telinga menuju telinga dalam.
  • Ketiga tulang tersebut adalah :
  1. Tulang martil (malleus), yang letaknya paling luar berhubungan dengan selaput gendang telinga.
  2. Tulang landasan (inkus) yang menghubungkan martil dan sanggurdi.
  3. Tulang paling dalam adalah tulang sanggurdi (stapes), yang melekat dengan saluran rumah siput pada tingkap jorong.
2)   Saluran Eustachius,
  • yaitu saluran sempit yang menghubungkan telinga tengah dengan bagian belakang tenggorokan.
  • Saluran ini terbuka saat kita mengunyah, menguap, bersin atau membuka mulut.
  •  Fungsi saluran ini adalah untuk memasukkan udara ke rongga telinga tengah sehingga tekanan udara di kedua gendang telinga sama dengan udara di luar tubuh.

c.  Telinga dalam
Telinga bagian dalam terdiri atas:
1)  Tingkap jorong dan tingkap bulat,
  • merupakan membran yang terdapat pada pangkal saluran rumah siput (kokhlea).
  • Tingkap jorong merupakan membran berbentuk oval yang berhubungan dengan tulang sanggurdi.
  •  Sedangkan tingkap bundar merupakan membran berbentuk bundar/ bulat.
  • Tingkap berfungsi untuk menyalurkan getaran ke telinga dalam dan tingkap bulat sebagai penyeimbang getaran.
2)  Saluran rumah siput (kokhlea),
  • yaitu saluran berbentuk spiral menyerupai rumah siput.
  • Di dalam kokhlea ( di bagian tengah) terdapat organ corti, yang berisi ribuan “sel rambut” yang peka terhadap getaran.
  •  Impuls yang timbul di dalam sel rambut tersebut diteruskan oleh saraf auditori ke otak.
3) Tiga saluran setengah lingkaran (kanalis semi sirkularis),
  • yaitu tiga buah saluran setengah lingkaran yang satu dengan yang lain membentuk sudut 90°.
  • Pada ujung setiap saluran terdapat penebalan (menggelembung) yang disebut ampulla dan bergabung dengan utrikulus dan sakulus.
Bagaimanakah kita dapat mendengar suatu bunyi? Kita dapat mendengar suatu bunyi pada dasarnya dengan urutan sebagai berikut
1)  Gelombang bunyi diterima daun telinga.
2)  Gelombang bunyi disalurkan masuk oleh liang telinga.
3)  Gelombang bunyi menggetarkan gendang telinga.
4)  Getaran tersebut diteruskan oleh tulang-tulang. pendengaran (osikel).
5)  Getaran diteruskan ke tingkat jorong dan menggetarkan cairan limfe di dalam kokhlea.
6) Getaran cairan limfe di dalam kokhlea menggerakkan sel reseptor organ korti, yang menghasilkan impuls untuk dihantarkan oleh saraf pendengar ke otak untuk diartikan.
7) Getaran cairan limfe juga menggerakkan tingkap bulat bergerak keluar masuk untuk mengatur tekanan udara di dalam agar seimbang dengan tekanan di luar.

  • Bunyi yang didengar manusia adalan bila bunyi tersebut mempunyai frekuensi 20 – 20000 getaran/ detik (Hz).
  • Selain sebagai indra pendengaran, telinga juga sebagai indra keseimbangan.
  •  Fungsi keseimbangan ini terdapat pada telinga dalam yang dilaksanakan oleh tiga saluran setengah lingkaran utrikulus dan sakulus.
  • Dengan adanya tiga organ tersebut maka telinga bagian dalam dapat mendeteksi:
1)  Posisi tubuh yang berhubungan dengan gravitasi (keseimbangan statis) yang dilakukan oleh utrikulus dan sakulus.
2) Gerakan tubuh (keseimbangan dinamis) yang dilakukan oleh tiga saluran setengah lingkaran.
  • Pada ujung setiap saluran setengah lingkaran terdapat struktur yang disebut ampulla.
  • Di dalamnya terdapat reseptor  menyerupai rambut yang berhubungan dengan serabut saraf otak.
  •  Sel-sel yang menyerupai rambut tersebut menghadap ke bagian yang berbentuk jeli.
  • Dengan adanya gerakan tubuh (kepala), maka cairan yang ada di dalam saluran setengah lingkaran bergerak dan merangsang sel reseptor seperti rambut tersebut.
  • Oleh sel reseptor gerakan tersebut diubah menjadi impuls dan diteruskan ke otak dan otak memerintah otot menjaga keseimbangan tubuh.

3. Hidung
  • Hidung manusia merupakan organ tempat beradanya reseptor pembau (khemoreseptor).
  • Maka dengan organ ini kita dapat mengetahui berbagai macam bau. Bahkan hanya dengan mambau saja kita dapat mengetahui nama benda tanpa harus melihatnya.
  • Sel-sel reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsangan zat kimia berupa uap terletak di rongga hidung bagian atas. Daerah ini memiliki ukuran sekitar 250 mm2.
  • Sel-sel reseptor ini mempunyai rambut-rambut halus (silia) di ujungnya dan diliputi selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembap. Dari sel-sel reseptor ini rangsang dibawa oleh serabut saraf menuju pusat pembau di otak.
  • Kita dapat membau suatu zat karena zat yang berupa uap tersebut masuk ke rongga hidung sewaktu kita menarik napas. 
  • Zat tersebut akan dilarutkan pada selaput lendir dan merangsang sel-sel reseptor, kemudian dibawa oleh saraf pembau ke otak sehingga kita dapat mengetahui bau tersebut.
4. Lidah
  • Lidah merupakan tempat beradanya indra pengecap (khemoreseptor).
  • Zat yang dapat dikecap adalah zat- zat kimia berupa larutan.
  • Pada saat kita mengecap makanan, rasa yang timbul sebenarnya adalah perpaduan antara rasa dan bau.
  • Oleh karena itu indra pengecap erat kaitannya dengan indra pembau.
  • Lidah terbentuk oleh jaringan otot yang ditutupi oleh selaput lendir yang selalu basah dan berwarna merah jambu.
  •  Di dalam mulut, permukaan lidah terasa halus dan licin.
  • Tonjolan-tonjolan kecil di permukaan lidah disebut papila.
  • Ada tiga jenis papila yang ada di permukaan lidah yaitu:
a.    Papila sirkumvalata, yang berbentuk cincin. Papila ini terdapat di pangkal lidah, berjajar membentuk huruf V.
b.    Papila fungiformis, yang berbentuk seperti jamur. Papila ini menyebar di permukaan ujung dan sisi lidah.
c.    Papila filiformis, yang berbentuk seperti rambut. Papila ini merupakan papila terbanyak.
  • Papila ini lebih banyak berfungsi sebagai perasa sentuhan daripada pengecap.
  • Pada papila-papila inilah terdapat kuncup pengecap yang merupakan kumpulan ujung-ujung saraf pengecap dan oleh serabut-serabut saraf dihubungkan dengan otak.
  • Suatu zat dapat dirasakan oleh lidah bila zat tersebut berupa larutan.
  • Larutan tersebut kemudian memenuhi parit-parit di sekitar papila-papila.
  •  Karena pada papila tersebut terdapat kuncup-kuncup pengecap, maka zat yang mengisi parit tersebut merangsang kuncup pengecap.
  • Rangsangan ini diteruskan oleh serabut saraf menuju ke otak untuk diartikan.
  • Kuncup-kuncup pengecap dapat membedakan empat rasa pokok yaitu asam, pahit, manis dan asin.
  • Namun terkadang kita juga dapat merasakan lebih dari empat rasa tersebut.
  • Hal ini terjadi karena melibatkan faktor-faktor lain yaitu:
a.  Kombinasi keempat rasa utama tersebut menghasilkan rasa baru.
b.  Peranan reseptor-reseptor pencium, suhu dan sentuhan.
  • Keempat rasa tersebut di atas, dirasakan oleh kuncup-kuncup pengecap yang berbeda dan kuncup- kuncup tersebut berkumpul pada bagian tertentu di permukaan lidah.
  •  Namun tiap orang mempunyai variasi keluasan daerah penyebaran rasa tersebut.
5. Kulit
Selain sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai indra perasa dan peraba.
Reseptor-reseptor yang terdapat pada kulit adalah:
a.  Korpus meissner,
  • yang terletak di dekat permukaan kulit.
  • Berfungsi untuk menerima rangsang sentuhan/ rabaan.
  • Reseptor ini tersebar tidak merata di permukaan kulit.
  • Ujung jari memiliki paling banyak reseptor peraba.
b.  Korpus pacini,
  • yang berfungsi menerima rangsang tekanan.
  • Letaknya di bawah lapisan dermis.
c.  Korpus ruffini,
berfungsi untuk menerima rangsang panas.
Letaknya di lapisan dermis.

d.    Korpus krause,
  • befungsi untuk menerima rangsang dingin.
  • Letaknya di lapisan dermis.
e.  Ujung saraf tanpa selaput,
  • yang peka terhadap rasa sakit/ nyeri.
  • Letaknya di lapisan epidermis.
  • Saraf ini sangat penting untuk keselamatan tubuh. 
  • Jika  terjadi  sesuatu  yang  tidak menguntungkan, saraf ini cepat bereaksi, antara lain dengan adanya gerak refleks.
D. Kelainan dan Penyakit Pada Sistem Indra
Beberapa kelainan atau penyakit pada alat indra yang biasa kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
1. Miopi (Rabun Jauh)
  • Yaitu kelainan pada mata dimana bayangan yang dibentuk oleh lensa jatuh di depan retina.
  • Kelainan ini terjadi karena lensa mata terlalu cembung atau garis tengah mata panjang.
  •  Kelainan ini dapat ditolong dengan menggunakan lensa negatif.
2. Hypermetropi (Rabun Dekat)
  • Yaitu kelainan mata dimana bayangan yang dibentuk oleh lensa jatuh di belakang retina.
  • Kelainan ini terjadi karena lensa mata terlalu pipih atau garis tengah mata pendek.
  • Kelainan ini dapat ditolong dengan menggunakan lensa positif.
3. Presbiopi
  • Yaitu kelainan pada mata karena tidak elastisnya lensa mata untuk berakomodasi.
  • Penderita kelainan ini biasanya menggunakan lensa ganda yaitu lensa positif dan lensa negatif
4. Rabun Senja
  • Kelainan pada mata karena defisiensi vitamin A.
  • Akibatnya penderita kesulitan melihat benda saat terjadi perubahan dari terang ke gelap atau saat senja.
5. Katarak
  • Yaitu mengeruhnya lensa mata, yang dapat disebabkan oleh kekurangan vitamin B atau juga faktor usia.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments